Ternyata, karier pun ada masa kedaluwarsanya! Jika tidak 
hati-hati, karier yang cemerlang sekali pun akan memasuki masa suram, 
bahkan sebelum masa pensiun datang. Karena itu, carilah inovasi untuk 
kembali "menyegarkan" karier kita. 
Karier yang kedaluwarsa adalah karier yang "dianggap" begitu-begitu 
saja, sehingga memicu kebosanan. Ujungnya, tak ada motivasi baru 
sehingga karier pun berhenti pada titik tertentu. Seseorang yang 
karirnya mengalami kedaluwarsa biasanya sering mengeluh, kerja 
asal-asalan, kerja hanya saat diperintah, kerja keras hanya saat dilihat
 atasan, suka mencari-cari alasan pembenar atas masalah yang dialami, 
dan berbagai sikap negatif lainnya. 
Dan, sebagaimana produk yang "expired", jika sudah tidak "bermanfaat", 
pasti akan dibuang. Minimal, kariernya akan mentok, tanpa ada 
perkembangan lagi. Tentu, hal ini bukan tujuan kita berkarier bukan? 
Untuk itu, berikut tips ringan dari Dr John Izzo, seorang konsultan 
karier dari Izzo Consulting di Inggris, yang disarikan dari bukunya: 
Second Innocence: Rediscovering Joy and Wonder agar kita tidak "expired"
 di karier...
• Lihatlah profesi saat ini dengan "kacamata" baru
Miliki sudut pandang yang berbeda terhadap pekerjaan saat ini. Sehingga,
 akan muncul tantangan baru yang menarik untuk ditaklukkan, dan ada hal 
menyenangkan yang menghilangkan kebosanan. Dengan begitu, akan lahir 
"semangat" baru untuk meningkatkan karier. 
• Temukan apa yang benar-benar bermanfaat untuk kita
Sisihkan waktu untuk santai sejenak dan berefleksi diri terhadap apa 
saja yang telah kita lakukan selama ini. Petakan apa yang benar-benar 
penting dan tanyakan pada diri sendiri apakah sudah benar arah yang kita
 tempuh selama ini. 
• Luangkan waktu untuk "bermain-main"
Cobalah mengeksplorasi berbagai hal yang bisa dilakukan untuk 
mengembalikan semangat kita. Anda juga bisa memberi "hadiah" pada diri 
sendiri jika berhasil menyelesaikan tumpukan pekerjaan. 
• Carilah titik balik untuk mendapatkan hikmah
Kadang, langkah mundur di karier-misalnya dimutasi atau pindah divisi 
yang tak sesuai kehendak-seperti memulai semua dari nol. Jika hal ini 
dimaknai sebagai "upaya untuk menyingkirkan kita dari pekerjaan", maka 
itulah yang akan terjadi. Tapi, jika hal tersebut dimaknai bahwa inilah 
saatnya belajar lebih banyak lagi, kita justru akan menemukan hal yang 
bisa dieksplorasi untuk memicu karier.
• Sadari bahwa kita mengemban "misi mulia"
Setiap pekerjaan, sekecil apa pun, sebenarnya memiliki peran yang sangat
 banyak. Hanya saja, kita kadang meremehkannya. Untuk itu, cobalah cari 
"misi mulia" yang tersembunyi dari pekerjaan saat ini. Maka kita akan 
mendapati bahwa diri kita adalah orang-orang yang luar biasa. 
• Jadilah seorang "ahli seni" di pekerjaan  
Seorang maestro mampu menghabiskan waktu berhari-hari untuk memperbaiki 
detail lukisan yang dikerjakan sehingga benar-benar memberinya kepuasan 
batin. Begitu juga seorang "ahli seni di pekerjaan". Saat karier 
terancam kedaluwarsa, seorang yang memiliki kecintaan mendalam terhadap 
karier, akan mencari hal apa saja yang masih bisa diperbaiki (mengoreksi
 diri) daripada sekadar mengeluhkan keadaan. Ujungnya, masa-masa sulit 
itu akan bisa dilalui dan malah jadi batu loncatan ke jenjang karier 
lebih tinggi.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar