Thailand, (Tiger Temple , menengok harimau yang tak merasakan darah...)
Dari river Kwai
bridge, kami melanjutkan perjalanan ke main tour TIGER TEMPLE… aduh saya
sampe deg2an saking senengnya… eit.. tapi mampir makan dulu… ini udah
jam 12 an! Kami mampir di rumah makan… makanannya..Hmmm… selama di
Bangkok, inilah makanan terenak yang pernah saya makan… Indonesia banget
!!!
Kira2 jam 1 siang kami sampai di Tiger Temple. Jangan dibayangin ada Candi atau Kuil di situ… Ini adalah tempat konservasi harimau. Katanya sih harimau ini dulu induknya ditembak oleh pemburu liar… lalu dilindungi disini dan bekembang biak. Ada juga rumor yang mengatakan bahwa harimau disini berasal dari perdagangan gelap binatang buas. Dari manapun asalnya, yang jelas, harimau disini dilindungi, dirawat, dan diberi makan... daging matang agar mereka tak merasakan darah !! meski terdengar menyalahi kodrat, alasannya demi menyelamatkan populasi mereka dan (mungkin) agar lebih mudah dirawat oleh sejumlah sukarelawan yang berasal dari berbagai negara.
Selain Harimau, terdapat pula bnatang lain seperti beruang, monyet, buaya, kerbau, sapi, ayam, domba..... hehehe... bener lho ini. Tapi yang istimewa dan menarik perhatian wisatawan ya Harimau ini. Mereka (termasuk saya) lebih asyik nongkrongin Harimau2 yang pada males2an dibawah pohon....
Guide di tempat ini bernama James, seorang sukarelawan asal Australia yang bergabung dengan sukarelawan lain sejak beberapa tahun yang lalu. Dress code ke tempat ini adalah : Jangan memakai pakaian berwarna Merah, Pink, Orange dan turunannya. Pakaian paling aman ya warna Hitam, putih, biru. Menurut mereka mata harimau cepat merefleksikan warna2 'panas' tersebut. Pakai juga sepatu yang nyaman karena kita akan berjalan ke Canyon, dengan jalanan naik turun, menggiring harimau untuk mandi dan tidur siang...
Pertunjukanpun dimulai....
Kami (entah berapa puluh orang ) berkumpul di sebuah tempat, diberi pengarahan macam-macam, antara lain ; Kalo mau jalan sama macan harus tetap di belakang, jangan berisik, nggak boleh motret sendiri (serahkan karera pada guide/sukarelawan di Tiger Temple dan mereka akan memotret anda), kalo mau ambil gambar dilarang keras menggunakan flash.
Tibalah saatnya berjalan dengan Harimau. Sekitar limabelas orang maju duluan termasuk saya yang dari tadi nyempil2 sampe barisan depan.... kami berjalan dan secara bergantian mendapatkan kesempatan untuk menggiring harimau sambil sedikit narsis karena dipotretin.. hehehe...
sampai di Tiger Canyon, kami menunggu beberaa saat sampai seluruh harimau dan orang2 yang menggiringnya berkumpul. Menyenangkan sekali.... Melihat harimau dari dekat, menyentuh mereka... Seorang biksu tampak duduk diantara bebatuan. Inilah saatnya para sukarelawan memandikan (tepatnya mengguyur air badan harimau-harimau itu). Kami, para wisatawan yng berkumpul menyaksikan adegan itu dari jarak sekitar 5-10 meter.
Setelah acara memandikan dan harimau terlihat leyeh2 mengantuk, para wisatawan yang ingin mengabadikan dirinya dengan Harimau2 itu dipersilahkan antri. dua orang sukarelawan menggandeng saya untuk mendekati harimau itu satu persatu. Yang satu menuntun saya dan yang lainnya memotret saya... hasilnya... beberapa foto saya dengan harimau itupun tersimpan di kamera saya :))
Selesai di Tiger Temple kami menuju ke Hellfire Pass Museum. Musium ini ditata apik dan membuat pengunjungnya nyaman. Berisikan sejarah tentang pembuatan rel yang membentang dari Thailand ke Burma, yang dikerjakan oleh para Romusha dimasa kependudukan jepang dahulu. Yah... seperti melihat tayangan kesengsaraan bangsa sendiri di masa lampau. Lihat film di musium ini mengingatkan saya akan perjuangan bangsa Indonesia ketika masa kependudukan jepang. Miris dan sedih....
Keluar dari musium kami berjalan menuruni bukit.. ke tempat death railway... Yakni jalan diantara bukit batu.. sama seperti di cadas Pangeran Jawa Barat. Hanya saja disini dibangun rel. Inilah potret perjuangan rakyat Thailand di masa penjajahan. Waktu saya cerita sama teman saya bahwa dulu kakek saya seorang Romusha di Indonesia dan dia benci setengah mati sama jepang, dia benar2 terkejut dan meminta saya bercerita lebih banyak... ampiuuunnn.... sayapun berusaha mengingat2 apa yang embah saya ceritakan dulu plus sedikit bumbu penyedap dan kecap asam manis... hehehehe.....
Setelah puas berjalan di Hellfire Pass death railway... dengan tenaga yang tersisa kamipun terengah2 sampai ke atas. Hhhh... benar2 pegel, haus dan berkeringat. Saya benar2 merasa puas dan menikmati acara hari itu.
Kira2 jam 1 siang kami sampai di Tiger Temple. Jangan dibayangin ada Candi atau Kuil di situ… Ini adalah tempat konservasi harimau. Katanya sih harimau ini dulu induknya ditembak oleh pemburu liar… lalu dilindungi disini dan bekembang biak. Ada juga rumor yang mengatakan bahwa harimau disini berasal dari perdagangan gelap binatang buas. Dari manapun asalnya, yang jelas, harimau disini dilindungi, dirawat, dan diberi makan... daging matang agar mereka tak merasakan darah !! meski terdengar menyalahi kodrat, alasannya demi menyelamatkan populasi mereka dan (mungkin) agar lebih mudah dirawat oleh sejumlah sukarelawan yang berasal dari berbagai negara.
Selain Harimau, terdapat pula bnatang lain seperti beruang, monyet, buaya, kerbau, sapi, ayam, domba..... hehehe... bener lho ini. Tapi yang istimewa dan menarik perhatian wisatawan ya Harimau ini. Mereka (termasuk saya) lebih asyik nongkrongin Harimau2 yang pada males2an dibawah pohon....
Guide di tempat ini bernama James, seorang sukarelawan asal Australia yang bergabung dengan sukarelawan lain sejak beberapa tahun yang lalu. Dress code ke tempat ini adalah : Jangan memakai pakaian berwarna Merah, Pink, Orange dan turunannya. Pakaian paling aman ya warna Hitam, putih, biru. Menurut mereka mata harimau cepat merefleksikan warna2 'panas' tersebut. Pakai juga sepatu yang nyaman karena kita akan berjalan ke Canyon, dengan jalanan naik turun, menggiring harimau untuk mandi dan tidur siang...
Pertunjukanpun dimulai....
Kami (entah berapa puluh orang ) berkumpul di sebuah tempat, diberi pengarahan macam-macam, antara lain ; Kalo mau jalan sama macan harus tetap di belakang, jangan berisik, nggak boleh motret sendiri (serahkan karera pada guide/sukarelawan di Tiger Temple dan mereka akan memotret anda), kalo mau ambil gambar dilarang keras menggunakan flash.
Tibalah saatnya berjalan dengan Harimau. Sekitar limabelas orang maju duluan termasuk saya yang dari tadi nyempil2 sampe barisan depan.... kami berjalan dan secara bergantian mendapatkan kesempatan untuk menggiring harimau sambil sedikit narsis karena dipotretin.. hehehe...
sampai di Tiger Canyon, kami menunggu beberaa saat sampai seluruh harimau dan orang2 yang menggiringnya berkumpul. Menyenangkan sekali.... Melihat harimau dari dekat, menyentuh mereka... Seorang biksu tampak duduk diantara bebatuan. Inilah saatnya para sukarelawan memandikan (tepatnya mengguyur air badan harimau-harimau itu). Kami, para wisatawan yng berkumpul menyaksikan adegan itu dari jarak sekitar 5-10 meter.
Setelah acara memandikan dan harimau terlihat leyeh2 mengantuk, para wisatawan yang ingin mengabadikan dirinya dengan Harimau2 itu dipersilahkan antri. dua orang sukarelawan menggandeng saya untuk mendekati harimau itu satu persatu. Yang satu menuntun saya dan yang lainnya memotret saya... hasilnya... beberapa foto saya dengan harimau itupun tersimpan di kamera saya :))
Selesai di Tiger Temple kami menuju ke Hellfire Pass Museum. Musium ini ditata apik dan membuat pengunjungnya nyaman. Berisikan sejarah tentang pembuatan rel yang membentang dari Thailand ke Burma, yang dikerjakan oleh para Romusha dimasa kependudukan jepang dahulu. Yah... seperti melihat tayangan kesengsaraan bangsa sendiri di masa lampau. Lihat film di musium ini mengingatkan saya akan perjuangan bangsa Indonesia ketika masa kependudukan jepang. Miris dan sedih....
Keluar dari musium kami berjalan menuruni bukit.. ke tempat death railway... Yakni jalan diantara bukit batu.. sama seperti di cadas Pangeran Jawa Barat. Hanya saja disini dibangun rel. Inilah potret perjuangan rakyat Thailand di masa penjajahan. Waktu saya cerita sama teman saya bahwa dulu kakek saya seorang Romusha di Indonesia dan dia benci setengah mati sama jepang, dia benar2 terkejut dan meminta saya bercerita lebih banyak... ampiuuunnn.... sayapun berusaha mengingat2 apa yang embah saya ceritakan dulu plus sedikit bumbu penyedap dan kecap asam manis... hehehehe.....
Setelah puas berjalan di Hellfire Pass death railway... dengan tenaga yang tersisa kamipun terengah2 sampai ke atas. Hhhh... benar2 pegel, haus dan berkeringat. Saya benar2 merasa puas dan menikmati acara hari itu.
Sampai hotel
sekitar jam 7. Setelah bersih, saya berniat jalan2 sendirian malam ini.
ke Sua Lum Night Bazaar. Bukan buat belanja, ya cuman pengen tahu kayak
apa sih thailand kalo malem.
Di lobi saya
bertemu dengan front desk yang baik hati. Saya disarankan untuk tidak
membawa paspor asli kalau bepergian sendirian, tidak membawa uang
terlalu banyak, dan harus meletakkan tas di depan badan saya, bukan
dicangklong dibelakang. Okeylah... Diapun memanggilkan saya taksi-meter
dan berkata biayanya sekitar 60-70 Baht.
Berbekal
pengalaman pertama, saya berlagak jadi orang Thailand tetap duduk anteng
di taksi dan membayar dengan uang pas!!! 55 baht. Rasain !!!
Di
Sua Lum nggak terlalu banyak yang menarik... saya juga cuman beli
beberapa tas dan kaos untuk oleh2. harga dan kualitas nggak lebih baik
dan lebih murah dari Indonesia. heran juga kenapa orang kita demen
banget belanja macem2 kalo di Bangkok. Padahal... sama aja, barang yang
dijual ya hanya itu2 aja. ugh.... atau jangan2 saya yang nggak terlalu
suka belanja macem2 kalo kesuatu tempat ??
Sayapun
keliling muter muter dan nemu tempat asyik untuk sedikit melemaskan
kaki saya. Pijat Refleksi !! Dengan membayar 15o baht (45 ribu an )
sayapun menikmati 30 menit massage. Lumayanlah...... buat kaki saya yang
super super capek hari ini.
Karena nggak ada
yang menarik lagi, saya pun memutuskan kembali ke hotel. taxi-meter sih
banyak... tapi sopirnya ilegal semua !! jadilah kami tawar menawar
harga. Dari 100 baht (gila aja, saya kan tau harganya...) saya tawar
terus sampe 70 baht !! 15 baht kebih mahal dari waktu berangkat.
Gak
apa-apalah... lagian hari juga udah malam. taxipun meluncur dengan
Pe-de nya. Tadinya saya tenang2 aja, tapi begitu si sopir ngeliatin
kartu nama yang ada peta tempat hotel dimana saya nginep, saya mulai
was2... jangan2 nyasar !!! Bener ... si sopir nggak tau pasti tempat
hotel itu... Huhuhu.... saya gemes setengah mati !! Saya bilang kalau
dia mesti nemu CC tower dulu. Akhirnya dia muter balik dan sampailah
kami di CC Tower. saya bilang jalan aja terus... eh, dia ngeyel mau
belok. saya ngotot dan bilang, kalo dia tetep belok juga saya turun dan
ogah bayar Taksi !! hehehe.... Diapun nyerah dan ikutin petunjuk saya.
nah kan !! bener apa yang saya bilang !! saya emang udah apal ancer2nya
sejak 3 hari lalu !!!
Sampai hotel saya langsung disambut front desk yang tadi nyariin saya taksi. Diapun tergelak saat saya ceritakan kejadian tadi. Menurutnya saya sudah berlaku benar, jangan mau ditipu dan bersikap tegas pada sopir taksi !! Gila deh, hari ini capek banget, mana ,makanan di hotel nggak enak... ihiks..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar