Jumat, 09 Desember 2011

repost

‎12 mata rantai sebab-musabab

Menderita, apa sebabnya?
Bagi kalangan tertentu penderitaan itu disebabkan oleh “ nasib / takdir ”. Dari sisi Sang Guru kita diajarkan untuk melihat bahwa segala sesuatu itu ada sebab -musababnya bukan dengan tiba-tiba / kebetulan atau takdir. Semua sebab penderitaan dalam kehidupan ini karena kita dilahirkan. Kalau sudah lahir, suatu saat kita akan mengalami sakit , tua dan mati.

Mengapa ada kelahiran?
Karena ada dorongan yang menimbulkan kekuatan kelahiran yaitu dorongan perbuatan / karma.

Mengapa ada perbuatan?
Karena ada kemelekatan untuk melakukan hal-hal tersebut atau merealisasikan apa yang kita lekati.

Mengapa ada kemelekatan?
Karena ada keinginan. Kalau ada sesuatu yang kita inginkan maka timbul satu keinginan yang kuat, hasrat rendah/nafsu. Begitu tercapai, ingin lagi, ingin lagi. Itu yang menimbulkan kemelekatan.

Mengapa timbul keinginan?
Karena ada perasaan, dari perasaan timbul keinginan terhadap sesuatu. Perasaan muncul karena adanya kontak.

Mengapa ada kontak?
Karena indera. Kita mempunyai indera karena kita mempunyai batin dan jasmani.

Mengapa ada batin dan jasmani?
Karena ada kesadaran yang membentuk batin dan jasmani, salah satunya adalah kesadaran tumimbal lahir.

Mengapa bisa muncul kesadaran yang menyebabkan tumimbal lahir itu?
Karena adanya perbuatan/karma.

Mengapa muncul kamma?
Karena akibat dari ketidaktahuan (avijja) maka kita melakukan ini dan itu. Jika diurut, sebab menimbulkan akibat, akibat mengkondisikan untuk akibat yang berikutnya, sebab akibat menjadi sumber dari sebab berikutnya, maka semuanya ada 12 mata rantai sebab-musabab (nidana)

Keduabelas mata rantai itu diuraikan demikian detil oleh Sang Guru, sehingga Sang Guru memahami bahwa itu adalah uraian yang sangat halus. Begitu halus dan sungguh sulit untuk menguraikan dan membabarkan paticcasamuppada, maka dibuatlah simbol-simbol atau gambar-gambar.

Sepertinya Agama Buddha itu ruwet, rumit, dan mendetil sekali. Ini faktanya, justru Sang Guru tidak pernah menutup-nutupi. Ada sebab musabab didalamnya, tidak muncul begitu saja, bukan karena takdir/nasib tapi ada sebab-sebabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar