~arti sebuah ketulusan~
Mari saudaraku kita belajar 'arti sebuah ketulusan' dari kisah seorang pemuda yg tulus hati dan seorang ibu yg bijaksana.
Alkisah, di suatu daerah terpencil hiduplah seorang ibu & anak
gadisnya yg tunggal. Ibu ini sangat bersyukur karena mempunyai anak
gadis yg sangat cantik, namun demikian mereka berdua tinggal dalam
keadaan yg serba berkekurangan.
Sekalipun dalam keadaan seperti itu mereka menjalani hari demi hari dengan suka-cita, sampai pada suatu waktu ibu ini jatuh sakit.
Menyadari sakitnya yg parah dan tidak mungkin disembuhkan, ia memanggil
anak gadisnya yg semata wayang itu. Ia tahu bahwa waktunya akan tiba, ia
tidak akan lama tinggal di dunia ini.
Sehari sebelumnya, ia berpikir dengan keras bagaimana ia harus
meninggalkan anak satu-satunya, apalagi ia seorang gadis dan berparas
cantik, timbul kekhawatiran dalam hatinya seseorang akan mencelakai atau
memanfaatkan anaknya itu.
Karena itu kepada anak gadisnya, ibu ini berpesan,
"engkau tahu anakku, sakit penyakit ibu yg parah ini, waktu ibu tidak
akan lama anakku, sebenarnya ibu juga tidak rela meninggalkan engkau
hidup sendirian, tetapi engkau tahu anakku, ternyata Tuhan mempunyai
kehendak lain atas hidup kita, namun demikian anakku, ibu telah
menuliskan 3 surat yg harus engkau baca setelah ibu tiada".
Bacalah satu persatu surat itu, dari surat pertama, dan setelah engkau
mengerjakan apa yg ditulis, barulah engkau membaca surat yg kedua, dan
surat yg terakhir bacalah setelah engkau mengerjakan apa yg tertulis
dalam kedua surat itu, atau engkau sudah bisa menguburkan jasad ibumu
ini, jika engkau belum bisa mengerjakan apa yg tertulis dalam surat
pertama dan kedua jangan engkau baca surat yg ketiga.
Beberapa hari setelah memberi pesan ibu ini meninggal. Demikian anak
gadis ini menuruti perintah ibunya, dibacanya surat yg pertama. Dalam
surat ini ibunya berpesan,
"anakku engkau tahu kita hidup dalam kemiskinan bahkan ketika ibu sudah
tiada ibu tahu engkau tidak mempunyai cukup uang untuk menguburkan jasad
ibumu ini, karena itu anakku, pergilah engkau ke tempat yg ramai,
berkerumun banyak orang, dan bawalah jasad ibumu ini, baringkan ibu di
atas sebuah tikar, dan buatlah 2 buat kain seperti umbul-umbul yg
bertuliskan siapa yg berkenan menguburkan ibuku, jika ia perempuan aku
akan bersedia mengangkat ia sebagai saudara atau bekerja untuknya dan
jika ia laki-laki aku akan bersedia menjadi pendampingnya. Dan taruhlah 2
umbul-umbul ini di depan disebelah kiri & kanan jasad ibu, dan dan
engkau duduklah didekat kaki ibumu ini."
Maka perintah ini segera dikerjakan oleh anaknya itu. Karena
keingin-tahuan apa yg diperbuat gadis ini, banyak orang berduyun-duyun
menghampiri gadis ini.
"apa yg terjadi dengan dia?, siapakah yg meninggal ini?".
dan banyak lagi pertanyaan lain berdatangan. Mendengar penjelasan gadis
ini banyak orang jatuh iba atas kejadian yg menimpanya. Beberapa orang
malah ingin menyumbangkan uangnya untuk gadis ini. Tetapi ia menolak,
katanya,
" ibuku hanya berpesan siapa yg bisa menguburkan ibuku ini aku akan
mengangkatnya sebagai saudara jika ia perempuan, dan jika lelaki aku
akan menikah dengannya."
Beberapa orang menjadi keheranan dengan gadis ini, banyak komentar miring diberikan juga pada gadis ini,
"apakah ia tidak kasihan dengan keadaan ibunya yg seperti itu?"..
"bukankah uang itu bisa digunakan untuk menguburkan ibunya itu?"...
Disana ada juga banyak pemuda, bahkan lelaki yg sudah beristri ingin membantunya. Salah seorang itu berkata,
"hai...lihat gadis ini sangat cantik, sekalipun nampak berpakain
lusuh...aku mau membiayai penguburan ibumu, tetapi setelah itu engkau
harus menepati janjimu".
Gadis ini mengangguk tanda setuju.
"jika demikiaan penguburan seperti apa yg kau kehendaki?"..,tanya pemuda
itu. Maka gadis ini membaca surat kedua ibunya, setelah itu memberikan
pada pemuda itu. Dengan cepat ia mengambil surat itu dan membacanya,
sejenak pemuda ini tertegun...lalu ia mengembalikan surat itu kepada si
gadis dan pergi begitu saja.
Beberapa pemuda datang silih berganti, tetapi mereka semuapun pergi seperti pemuda yg pertama itu.
Hari itu ibu gadis itu belum dikuburkan karena belum ada yg menyanggupi syarat penguburan ibunya itu.
Esok harinya hal yg terjadi kemarinpun terulang lagi.
Sampai pada siang hari datanglah seorang lelaki yg terlihat sudah agak
berumur. Banyak orang terlihat segan dengan laki-laki ini. Ia adalah
salah seorang yg kaya raya di daerah itu. Ia juga dikenal sampai ke
daerah sebrang, ia mempunyai istri lebih dari satu.
Demi melihat kecantikan gadis ini, iapun menjumpai gadis ini, katanya,
"kamu tahu apapun permintaanmu akan aku turuti asal kau mau menjadi istriku". Gadis ini berkata,
"aku tidak menginginkan apapun tetapi jikalau kamu bisa menguburkan ibuku ini, aku mau menjadi istrimu".
Dengan tertawa keras ia mengambil surat ibu gadis itu, dan dibacanya. Ia
sangat kaget, air mukanyapun berubah seketika. Kepada gadis itu,
laki-laki ini berkata, kamu dan ibumu adalah orang yg tidak tahu diri,
kamu kira ibumu ini siapa sehingga aku harus menguburkannya dengan
kuburan dari emas?.. Kamu tahu...raja-rajapun tidak sanggup melakukan
ini...pasti ibumu ini sudah gila."
Dan ia pergi meninggalkan gadis itu dengan terus mengolok-olok gadis itu.
Hari sudah menjadi petang, ibu gadis ini masih belum ada yg menguburkan.
Keesokkan harinya keadaan tidak sama seperti dua hari kemarin, banyak
orang bergerombol menjauhi gadis ini, sambil bergunjing. Mereka
menganggap gadis ini gila harta bahkan ada yg menganggapnya kurang
waras.
Dari kejauhan nampak seorang pemuda berjalan menyusuri jalan didekat
gadis itu membaringkan jasad ibunya. Sepanjang jalan itu pemuda ini
mendengar gunjingan orang tentang gadis ini. Sampai pada akhirnya pemuda
ini menghentikan langkah kakinya di samping gadis itu.
"apa yg sedang kau kerjakan disini adik?...jasad siapa ini?...apakah ini salah satu sanak saudaramu?", tanya pemuda itu.
"..oh bukan, ini jasad ibuku", jawab gadis itu.
"jika demikian, mengapakah kamu tidak menguburkannya?", sekali lagi pemuda ini bertanya.
"aku tidak mempunyai cukup uang untuk membiayai penguburan ibuku, ini
pesan dari ibuku sebelum beliau meninggal", gadis itu menyodorkan surat
ibunya kepada pemuda itu.
Setelah membaca surat itu, pemuda ini tertegun sejenak, lalu berkata,
"adik, akupun tidak bisa menguburkan ibumu ini dengan cara demikian,
tetapi aku mempunyai beberapa uang, aku kira ini lebih dari cukup untuk
menguburkan ibumu, lihatlah keadaan ibumu ini adik, sudah tiga hari
beliau meninggal, dan sudah mulai berbau, ambillah uang ini dan kuburkan
ibumu ini, aku tidak menuntut apapun atas uang ini kepadamu."
Mendengar perkataan pemuda itu, hati gadis ini tersentuh oleh kebaikan
pemuda ini, dan ia berpikir bahwa perkataan pemuda ini benar, ibunya
sudah meninggal tiga hari dan mulai berbau, tidak baik dan tidak
berbakti jika jasad ibunya rusak sebelum dikuburkan.
Setelah berterima kasih kepada pemuda itu, ia menerima uang itu dan bersama pemuda itu mempersiapkan penguburan ibunya.
Setelah pemakaman itu, hari sudah mulai petang, kepada gadis itu pemuda ini berkata,
"adik, dimanakah rumahmu?"
Jawab gadis itu,
"rumahku tidak jauh dari sini, kelihatannya engkau seperti seorang
perantau, jika engkau bersedia menginaplah malam ini dirumahku."
Pemuda ini menjawab,
"adik, aku ini seorang perantau sudah terbiasa aku berpetualang, malam ini aku akan meneruskan perjalananku."
Mendengar perkataan pemuda itu, gadis ini mengambil surat yg ketiga dari
ibunya di saku bajunya. Setelah ia membaca surat itu, ia menyodorkan
surat itu kepada pemuda itu, sambil berkata,
"sebenarnya ibuku meninggalkan 3 pesan sebelum ia meninggal, pesan
pertama sudah aku kerjakan dan pesan yg kedua juga sudah aku kerjakan
karena pertolonganmu, sekalipun tidak sesuai dengan keinginan ibu di
surat kedua, sekarang ini adalah surat ibuku yg ketiga, maukah engkau
mengabulkannya?"
Setelah menerima surat itu, pemuda ini membacanya, surat ini berisi pesan terakhir ibu gadis itu,
"anakku, ini adalah surat ibu yg ketiga, ibu hanya ingin mengatakan
kepadamu, jika ada seorang yg mau menguburkan jasad ibumu ini dengan
cara apapun, engkau ikutlah bersama dia, dan jika dia seorang laki-laki
dan bersedia mendampingimu, hiduplah bersamanya dengan berbahagia, salam
kasih dari ibumu."
....Singkat cerita gadis dan pemuda ini hidup sebagai pasangan yg berbahagia....
"Tahukah saudaraku apa perbedaan antara orang-orang yg pertama kali
hendak memberi uang (menyumbang) kepada gadis itu dan orang muda yg
tulus hati itu?..."
Orang yg pertama kali hendak memberi, ia mau memberi karena rasa iba, sedang pemuda itu memberi dengan kasih yg tulus.
Memberi dengan rasa iba, ketika pemberian itu ditolak karena alasan
lain, masih bisa timbul sakit hati dan bergunjing, tetapi memberi dengan
kasih yg tulus sekalipun mendapat penolakan, ia tidak sakit hati,
tetapi tetap mengasihi dan memberi dorongan, nasehat & semangat
sebagai seorang saudara.
Sedang orang berikutnya yang hendak membantu gadis ini, adalah orang yang mau membantu hanya karena pamrih.
"Harga sebuah ketulusan tidak bisa dinilai dengan emas dan banyaknya harta."
Alkisah, di suatu daerah terpencil hiduplah seorang ibu & anak gadisnya yg tunggal. Ibu ini sangat bersyukur karena mempunyai anak gadis yg sangat cantik, namun demikian mereka berdua tinggal dalam keadaan yg serba berkekurangan.
Sekalipun dalam keadaan seperti itu mereka menjalani hari demi hari dengan suka-cita, sampai pada suatu waktu ibu ini jatuh sakit.
Menyadari sakitnya yg parah dan tidak mungkin disembuhkan, ia memanggil anak gadisnya yg semata wayang itu. Ia tahu bahwa waktunya akan tiba, ia tidak akan lama tinggal di dunia ini.
Sehari sebelumnya, ia berpikir dengan keras bagaimana ia harus meninggalkan anak satu-satunya, apalagi ia seorang gadis dan berparas cantik, timbul kekhawatiran dalam hatinya seseorang akan mencelakai atau memanfaatkan anaknya itu.
Karena itu kepada anak gadisnya, ibu ini berpesan,
"engkau tahu anakku, sakit penyakit ibu yg parah ini, waktu ibu tidak akan lama anakku, sebenarnya ibu juga tidak rela meninggalkan engkau hidup sendirian, tetapi engkau tahu anakku, ternyata Tuhan mempunyai kehendak lain atas hidup kita, namun demikian anakku, ibu telah menuliskan 3 surat yg harus engkau baca setelah ibu tiada".
Bacalah satu persatu surat itu, dari surat pertama, dan setelah engkau mengerjakan apa yg ditulis, barulah engkau membaca surat yg kedua, dan surat yg terakhir bacalah setelah engkau mengerjakan apa yg tertulis dalam kedua surat itu, atau engkau sudah bisa menguburkan jasad ibumu ini, jika engkau belum bisa mengerjakan apa yg tertulis dalam surat pertama dan kedua jangan engkau baca surat yg ketiga.
Beberapa hari setelah memberi pesan ibu ini meninggal. Demikian anak gadis ini menuruti perintah ibunya, dibacanya surat yg pertama. Dalam surat ini ibunya berpesan,
"anakku engkau tahu kita hidup dalam kemiskinan bahkan ketika ibu sudah tiada ibu tahu engkau tidak mempunyai cukup uang untuk menguburkan jasad ibumu ini, karena itu anakku, pergilah engkau ke tempat yg ramai, berkerumun banyak orang, dan bawalah jasad ibumu ini, baringkan ibu di atas sebuah tikar, dan buatlah 2 buat kain seperti umbul-umbul yg bertuliskan siapa yg berkenan menguburkan ibuku, jika ia perempuan aku akan bersedia mengangkat ia sebagai saudara atau bekerja untuknya dan jika ia laki-laki aku akan bersedia menjadi pendampingnya. Dan taruhlah 2 umbul-umbul ini di depan disebelah kiri & kanan jasad ibu, dan dan engkau duduklah didekat kaki ibumu ini."
Maka perintah ini segera dikerjakan oleh anaknya itu. Karena keingin-tahuan apa yg diperbuat gadis ini, banyak orang berduyun-duyun menghampiri gadis ini.
"apa yg terjadi dengan dia?, siapakah yg meninggal ini?".
dan banyak lagi pertanyaan lain berdatangan. Mendengar penjelasan gadis ini banyak orang jatuh iba atas kejadian yg menimpanya. Beberapa orang malah ingin menyumbangkan uangnya untuk gadis ini. Tetapi ia menolak, katanya,
" ibuku hanya berpesan siapa yg bisa menguburkan ibuku ini aku akan mengangkatnya sebagai saudara jika ia perempuan, dan jika lelaki aku akan menikah dengannya."
Beberapa orang menjadi keheranan dengan gadis ini, banyak komentar miring diberikan juga pada gadis ini,
"apakah ia tidak kasihan dengan keadaan ibunya yg seperti itu?"..
"bukankah uang itu bisa digunakan untuk menguburkan ibunya itu?"...
Disana ada juga banyak pemuda, bahkan lelaki yg sudah beristri ingin membantunya. Salah seorang itu berkata,
"hai...lihat gadis ini sangat cantik, sekalipun nampak berpakain lusuh...aku mau membiayai penguburan ibumu, tetapi setelah itu engkau harus menepati janjimu".
Gadis ini mengangguk tanda setuju.
"jika demikiaan penguburan seperti apa yg kau kehendaki?"..,tanya pemuda itu. Maka gadis ini membaca surat kedua ibunya, setelah itu memberikan pada pemuda itu. Dengan cepat ia mengambil surat itu dan membacanya, sejenak pemuda ini tertegun...lalu ia mengembalikan surat itu kepada si gadis dan pergi begitu saja.
Beberapa pemuda datang silih berganti, tetapi mereka semuapun pergi seperti pemuda yg pertama itu.
Hari itu ibu gadis itu belum dikuburkan karena belum ada yg menyanggupi syarat penguburan ibunya itu.
Esok harinya hal yg terjadi kemarinpun terulang lagi.
Sampai pada siang hari datanglah seorang lelaki yg terlihat sudah agak berumur. Banyak orang terlihat segan dengan laki-laki ini. Ia adalah salah seorang yg kaya raya di daerah itu. Ia juga dikenal sampai ke daerah sebrang, ia mempunyai istri lebih dari satu.
Demi melihat kecantikan gadis ini, iapun menjumpai gadis ini, katanya,
"kamu tahu apapun permintaanmu akan aku turuti asal kau mau menjadi istriku". Gadis ini berkata,
"aku tidak menginginkan apapun tetapi jikalau kamu bisa menguburkan ibuku ini, aku mau menjadi istrimu".
Dengan tertawa keras ia mengambil surat ibu gadis itu, dan dibacanya. Ia sangat kaget, air mukanyapun berubah seketika. Kepada gadis itu, laki-laki ini berkata, kamu dan ibumu adalah orang yg tidak tahu diri, kamu kira ibumu ini siapa sehingga aku harus menguburkannya dengan kuburan dari emas?.. Kamu tahu...raja-rajapun tidak sanggup melakukan ini...pasti ibumu ini sudah gila."
Dan ia pergi meninggalkan gadis itu dengan terus mengolok-olok gadis itu.
Hari sudah menjadi petang, ibu gadis ini masih belum ada yg menguburkan.
Keesokkan harinya keadaan tidak sama seperti dua hari kemarin, banyak orang bergerombol menjauhi gadis ini, sambil bergunjing. Mereka menganggap gadis ini gila harta bahkan ada yg menganggapnya kurang waras.
Dari kejauhan nampak seorang pemuda berjalan menyusuri jalan didekat gadis itu membaringkan jasad ibunya. Sepanjang jalan itu pemuda ini mendengar gunjingan orang tentang gadis ini. Sampai pada akhirnya pemuda ini menghentikan langkah kakinya di samping gadis itu.
"apa yg sedang kau kerjakan disini adik?...jasad siapa ini?...apakah ini salah satu sanak saudaramu?", tanya pemuda itu.
"..oh bukan, ini jasad ibuku", jawab gadis itu.
"jika demikian, mengapakah kamu tidak menguburkannya?", sekali lagi pemuda ini bertanya.
"aku tidak mempunyai cukup uang untuk membiayai penguburan ibuku, ini pesan dari ibuku sebelum beliau meninggal", gadis itu menyodorkan surat ibunya kepada pemuda itu.
Setelah membaca surat itu, pemuda ini tertegun sejenak, lalu berkata,
"adik, akupun tidak bisa menguburkan ibumu ini dengan cara demikian, tetapi aku mempunyai beberapa uang, aku kira ini lebih dari cukup untuk menguburkan ibumu, lihatlah keadaan ibumu ini adik, sudah tiga hari beliau meninggal, dan sudah mulai berbau, ambillah uang ini dan kuburkan ibumu ini, aku tidak menuntut apapun atas uang ini kepadamu."
Mendengar perkataan pemuda itu, hati gadis ini tersentuh oleh kebaikan pemuda ini, dan ia berpikir bahwa perkataan pemuda ini benar, ibunya sudah meninggal tiga hari dan mulai berbau, tidak baik dan tidak berbakti jika jasad ibunya rusak sebelum dikuburkan.
Setelah berterima kasih kepada pemuda itu, ia menerima uang itu dan bersama pemuda itu mempersiapkan penguburan ibunya.
Setelah pemakaman itu, hari sudah mulai petang, kepada gadis itu pemuda ini berkata,
"adik, dimanakah rumahmu?"
Jawab gadis itu,
"rumahku tidak jauh dari sini, kelihatannya engkau seperti seorang perantau, jika engkau bersedia menginaplah malam ini dirumahku."
Pemuda ini menjawab,
"adik, aku ini seorang perantau sudah terbiasa aku berpetualang, malam ini aku akan meneruskan perjalananku."
Mendengar perkataan pemuda itu, gadis ini mengambil surat yg ketiga dari ibunya di saku bajunya. Setelah ia membaca surat itu, ia menyodorkan surat itu kepada pemuda itu, sambil berkata,
"sebenarnya ibuku meninggalkan 3 pesan sebelum ia meninggal, pesan pertama sudah aku kerjakan dan pesan yg kedua juga sudah aku kerjakan karena pertolonganmu, sekalipun tidak sesuai dengan keinginan ibu di surat kedua, sekarang ini adalah surat ibuku yg ketiga, maukah engkau mengabulkannya?"
Setelah menerima surat itu, pemuda ini membacanya, surat ini berisi pesan terakhir ibu gadis itu,
"anakku, ini adalah surat ibu yg ketiga, ibu hanya ingin mengatakan kepadamu, jika ada seorang yg mau menguburkan jasad ibumu ini dengan cara apapun, engkau ikutlah bersama dia, dan jika dia seorang laki-laki dan bersedia mendampingimu, hiduplah bersamanya dengan berbahagia, salam kasih dari ibumu."
....Singkat cerita gadis dan pemuda ini hidup sebagai pasangan yg berbahagia....
"Tahukah saudaraku apa perbedaan antara orang-orang yg pertama kali hendak memberi uang (menyumbang) kepada gadis itu dan orang muda yg tulus hati itu?..."
Orang yg pertama kali hendak memberi, ia mau memberi karena rasa iba, sedang pemuda itu memberi dengan kasih yg tulus.
Memberi dengan rasa iba, ketika pemberian itu ditolak karena alasan lain, masih bisa timbul sakit hati dan bergunjing, tetapi memberi dengan kasih yg tulus sekalipun mendapat penolakan, ia tidak sakit hati, tetapi tetap mengasihi dan memberi dorongan, nasehat & semangat sebagai seorang saudara.
Sedang orang berikutnya yang hendak membantu gadis ini, adalah orang yang mau membantu hanya karena pamrih.
"Harga sebuah ketulusan tidak bisa dinilai dengan emas dan banyaknya harta."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar