Rabu, 26 Oktober 2011

Coklat bisa mengatasi depresi dan PMS

Sebuah tim riset dari San Diego melaporkan kalau orang yang mengalami makan lebih banyak cokelat dari orang-orang yang nggak depresi. Walaupun hal tersebut mungkin sebuah berita baru bagi kaum laki-laki, tapi bagi para perempuan yang mengalami - PMS dan “ngidam” cokelat bagaikan pasangan yang nggak bisa dipisahkan.
Beberapa pembaca mengamini kalau mereka tahu kapan saat PMS karena nggak mampu menolak cokelat terutama pada saat-saat tertentu. “Cranky, capek, mood swing dan depresi datang setelahnya,” kata seorang teman. “Tapi kepengen cokelat selalu muncul pertama. Pernah kepengen banget M ’n M pas lagi acara makan malam di restoran fine dining. Makanan yang tersedia nggak ada yang menarik hati. Begitu acara selesai, aku langsung cari mini market. Nggak lama, PMS, deh!”
Hubungan antara “ngidam” cokelat dan PMS sudah diketahui sejak lama. Tambahan lagi, para ahli kesehatan menyimpulkan bahwa para perempuan yang banyak makan cokelat dalam keadaan mudah marah, depresi atau kebingungan.
Ada yang menganjurkan, jika saat PMS perempuan “ngidam” cokelat  dan memakan cokelat, atau makanan manis lainnya, malah membuat mood mereka tambah parah dan disarankan untuk menyantap buah-buahan, sayuran dan protein sehat. Saran tersebut masih sering berlaku sampai sekarang. SALAH BESAR! Dan selain salah besar, perempuan PMS yang mengikuti saran tersebut malah akan semakin “berantakan” mood-nya karena menjauhi cokelat.


Menurut buku Judith J. Wurtman, The Serotonin Power Diet , ada alasan kuat kenapa perempuan PMS mau bersusah-payah untuk mendapatkan cokelat atau makan brownies cokelat dengan saus cokelat ditambah es krim cokelat. Cokelat MEMANG membuat perempuan merasa lebih baik, dan bukan sebaliknya.
Perbaikan yang terjadi pada mood adalah karena kandungan gula pada cokelat dan sejenis kafein yang berada di dalamnya. Serta kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Bagi yang pernah mencicipi cokelat khusus masak pasti tahu bedanya; rasa sebenarnya cokelat adalah pahit. Gula adalah karbohidrat simpel dan gula dari karbohidrat, kecuali yang berasal dari buah, jika dimakan tanpa protein maka tubuh akan bereaksi dengan membuat senyawa serotonin di otak. Rasa awal saat memakan cokelat memang merupakan awal dari mood yang lebih baik. Tapi sensasi pada indera perasa akan hilang dengan cepat, sementara hilangnya bad mood, gelisah dan kelelahan bisa bertahan selama beberapa jam.
Beberapa tahun yang lalu, tim riset dari MIT, melakukan penelitian dengan perempuan PMS untuk membuktikan secara ilmiah kalau memakan brownies cokelat atau bahkan semangkuk karbohidrat seperti cornflakes bisa mengubah mood dan gangguan makan pada penderita PMS. Awalnya, ditemukan kalau kebutuhan kalori saat PMS  lebih dari 1100 kalori sehari dibanding saat awal menstruasi. Dan asupan kalori tersebut biasanya datang dari makanan manis dan tinggi karbohidrat, dan bukan dari ayam, ikan atau keju. Sebuah tes dengan menyajikan minuman yang tinggi karbohidrat dan yang tinggi protein juga menunjukkan hal berbeda. Rasa marah, bingung, depresi, gelisah dan pengen ini itu yang disebabkan PMS jadi lebih mudah dihadapi setelah perempuan minum minuman yang mengandung berbagai campuran karbohidrat. Sementara saat meminum minuman yang mengandung protein, nggak ada perubahan apapun pada apa yan mereka rasakan.
Dengan alasan yang belum bisa dimengerti, perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus menstruasi mempengaruhi aktivitas serotonin. Saat kita memakan karbohidrat, sel otak membuat lebih banyak senyawa serotonin dan membuat mood kita jadi lebih baik.
Penelitian yang berbeda juga dilakukan pada obat anti depresi yang mengaktifkan serotonin. Perempuan yang menderita PMS akut bisa lebih baik mood-nya saat mengonsumsi obat tersebut. Tapi untuk yang sedang diet, ataupun tidak, tentunya nggak bisa hanya bertahan hidup dengan pola makan yang berisi cokelat untuk sarapan, cokelat dan roti untuk makan siang dan saus cokelat untuk makan malam saat PMS. Walaupun sebenarnya, selama porsi diperhatikan, dan lemak diminimalisir (contohnya, saus cokelat tanpa lemak) dan mengonsumsi vitamin, nggak akan merusak keseimbangan nutrisi dalam tubuh hanya karena “ngidam” cokelat sebulan sekali.
Semua karbohidrat kecuali fruktosa (gula yang berasal dari buah) akan memproduksi efek yang baik untuk mood PMS. Kalau mood kamu masih bisa ditolerir pada pagi hari tapi nggak sanggup dihadapi saat sore hari, santaplah protein, sayuran dan produk olahan susu saat sarapan dan makan siang kemudian ganti jadi karbohidrat dari jam 3 sore. Sehingga kebutuhan nutrisi dan emosi bisa teratasi.
Daripada pusing karena PMS, mendingan fokus pada enaknya cokelat. Ya, kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar